Rabu, 14 Oktober 2009

Kontrol terhadap Mood (Suasana Hati)

Saturday Jun 20, 2009

Mood atau suasana hati sangatlah menentukan bagi keberhasilan kita. Entah keberhasilan di bidang pelajaran, karir, keuangan, kehidupan sosial, keluarga, cinta, dan lain-lain. Mood bisa menjadi pendorong sekaligus penghambat sukses. Hidup kalian bisa dikendalikan oleh mood. Sebaliknya, mood dapat juga dikelola untuk memastikan keberhasilan kalian.

Pilihan kita hanya dua, dikendalikan oleh mood atau berusaha mengendalikanmood. Mengendalikan mood bukanlah membuat segala hal dalam hidup kalian menjadi serba rasional. Masih banyak emosi yang membuat hidup kita lebih hidup. Misalnya cinta. Itu tidak boleh dimatikan. Kita tidak bisa mengendalikan perasaan kita pada saat jatuh cinta. Yang bisa kita lakukan adalah mengelola perasaan kita agar di saat mengalami blind love pun, kita tidak melakukan hal-hal bodoh. Masalahnya adalah bagaimana kita membuat otak kiri dan otak kanan bekerja bersama-sama.

Read the rest of this entry »


Olahraga untuk Optimalisasi Masa Pertumbuhan

Saturday Jun 13, 2009

Olahraga adalah bagian penting dari pola hidup sehat. Olahraga dapat menghilangkan rasa bosan dan depresi serta dapat mengurangi ataupun mencegah timbulnya stres. Pilihlah olahraga yang menyenangkan dan membuatmu merasa segar. Dengan melakukan hal tersebut yang dibarengi dengan menjaga pola makan seimbang, maka berat badan kita dapat terkontrol. Pada masa pertumbuhan olahraga juga penting dalam membantu optimalisasi masa pertumbuhan tersebut. Menurut sebuah penelitian terbaru, olahraga akan bekerja lebih baik dalam pembentukan tulang yang sehat dan kuat dibandingkan konsumsi kalsium saja. Oleh karena itu, aktivitas fisik adalah lebih penting dibandingkan hanya dengan minum susu untuk menghindari gangguan osteoporosis.

Read the rest of this entry »


Memperkuat Daya Ingat

Saturday Jun 6, 2009

Kalian tentunya pernah lupa terhadap sesuatu baik itu pelajaran di sekolah atau hal-hal kecil lainnya. Kehilangan ingatan (lupa) sering sekali terjadi dan sungguh mengesalkan. Banyaknya pikiran dan bertambahnya bobot pelajaran atau pekerjaan membuat kita seringkali lupa akan hal-hal kecil dan sukar mengingat.Tapi sebenarnya ada beberapa strategi yang sederhana dan efektif, yang dapat membantu kalian.

Read the rest of this entry »


Mengatasi Kerontokan Rambut

Saturday May 30, 2009

Rambut adalah mahkota bagi setiap orang baik wanita maupun pria. Rambut rontok adalah salah satu masalah yang kerap terjadi pada kita. Rambut rontok masih wajar jika jumlah rambut yang rontok kurang dari 100-120 helai rambut setiap harinya. Menjadi masalah ketika kerontokan rambut lebih dari 120 helai setiap hari bahkan jauh lebih banyak dari jumlah tersebut.

Read the rest of this entry »


Lasik

Saturday May 23, 2009

Aduh tulisan di papan tulis kok ga kelihatan ya??… Tulisannya memang terlalu kecil atau ada yang salah sama mataku ya??… Duh mana suara guru ga jelas lagi!!

Diantara kalian tentunya pernah mengalami masalah seperti ini. Sangat mengganggu tentunya. materi pelajaran jadi susah dimengerti. Penurunan kemampuan pengelihatan memang banyak terjadi di kalangan siswa. Coba di hitung berapa banyak teman di kelas kalian yang memakai kacamata. Atau mungkin kalian sendiri juga memakai kacamata. Belum lagi yang mengenakan lensa kontak, banyak pastinya. Masalah pada penglihatannya. Mulai dari mata minus sampai astigmatisme. Derajat kelainannya pun beragam. Mulai dari minus 0,5 atau 1 sampai yang tidak tanggung-tanggung, minus 7 atau 8 di masing-masing matanya. Kalau minusnya masih ringan, kacamata menjadi solusi terbaik. Tapi jika minus atau kelainan lainnya sudah pada tahap “parah”, kacamata tentu bukan pilihan yang sesuai. Lensa kontak bisa mengatasi masalah ini, namun untuk orang yang kurang telaten, memakai lensa kontak pasti terasa merepotkan. Terus apa dong jalan keluarnya??!!… Pengobatan dengan sinar laser bisa menjadi jawaban.

Read the rest of this entry »


Menjaga Kesehatan Mata Dari Pengaruh Buruk Komputer

Saturday May 16, 2009

Mata adalah jendela dunia, melalui mata kita dapat melihat dan menilai segala sesuatu di dunia. Mengingat mata merupakan salah satu aset yang paling berharga sehingga harus dijaga benar kesehatannya. Terlalu lama berada di depan monitor komputer, menonton TV ataupun bermain game bisa membuat mata menjadi lelah. Kelelahan mata apabila dibiarkan terus berlangsung tanpa upaya untuk menjaga kesehatan mata dapat menyebabkan kerusakan mata.

Read the rest of this entry »


Makanan Manis Bisa Timbulkan Noda di Wajah

Saturday May 9, 2009

Kebanyakan makan makanan manis dan karbohidrat olahan (seperti beras putih, roti putih, pasta putih, dan aneka produk olahan dari tepung terigu), alkohol, dan kafein ternyata bisa menimbulkan “bencana” bagi kulit Anda. Makanan itu bisa meningkatkan tingkat gula darah menjadi terlalu tinggi, dan kulit ikut menampung kelebihannya. Apalagi jika ada bakteria yang bersemayam dalam kulit. Bakteri tersebut secara perlahan memakan kelebihan gula sehingga timbul noda atau flek di wajah. Kulit tampak kusam dan tidak sehat.

Read the rest of this entry »


Psikologi Remaja, Karakteristik dan Permasalahannya

Senin, 13 April, 2009 oleh Adib Asrori
WP Greet Box icon
Halo, pencari Google! Jika artikel ini berguna bagi anda, mungkin anda mau untuk berlangganan RSS Feed kami untuk selalu menerima artikel-artikel terbaru dari kami!

Masa yang paling indah adalah masa remaja.

Masa yang paling menyedihkan adalah masa remaja.

Masa yang paling ingin dikenang adalah masa remaja.

Masa yang paling ingin dilupakan adalah masa remaja.

Remaja

Remaja

Menurut Hurlock (1981) remaja adalah mereka yang berada pada usia 12-18 tahun. Monks, dkk (2000) memberi batasan usia remaja adalah 12-21 tahun. Menurut Stanley Hall (dalam Santrock, 2003) usia remaja berada pada rentang 12-23 tahun. Berdasarkan batasan-batasan yang diberikan para ahli, bisa dilihat bahwa mulainya masa remaja relatif sama, tetapi berakhirnya masa remaja sangat bervariasi. Bahkan ada yang dikenal juga dengan istilah remaja yang diperpanjang, dan remaja yang diperpendek.

Remaja adalah masa yang penuh dengan permasalahan. Statemen ini sudah dikemukakan jauh pada masa lalu yaitu di awal abad ke-20 oleh Bapak Psikologi Remaja yaitu Stanley Hall. Pendapat Stanley Hall pada saat itu yaitu bahwa masa remaja merupakan masa badai dan tekanan (storm and stress) sampai sekarang masih banyak dikutip orang.

Menurut Erickson masa remaja adalah masa terjadinya krisis identitas atau pencarian identitas diri. Gagasan Erickson ini dikuatkan oleh James Marcia yang menemukan bahwa ada empat status identitas diri pada remaja yaitu identity diffusion/ confussion, moratorium, foreclosure, dan identity achieved (Santrock, 2003, Papalia, dkk, 2001, Monks, dkk, 2000, Muss, 1988). Karakteristik remaja yang sedang berproses untuk mencari identitas diri ini juga sering menimbulkan masalah pada diri remaja.

Gunarsa (1989) merangkum beberapa karakteristik remaja yang dapat menimbulkan berbagai permasalahan pada diri remaja, yaitu:

  1. Kecanggungan dalam pergaulan dan kekakuan dalam gerakan.
  2. Ketidakstabilan emosi.
  3. Adanya perasaan kosong akibat perombakan pandangan dan petunjuk hidup.
  4. Adanya sikap menentang dan menantang orang tua.
  5. Pertentangan di dalam dirinya sering menjadi pangkal penyebab pertentangan-pertentang dengan orang tua.
  6. Kegelisahan karena banyak hal diinginkan tetapi remaja tidak sanggup memenuhi semuanya.
  7. Senang bereksperimentasi.
  8. Senang bereksplorasi.
  9. Mempunyai banyak fantasi, khayalan, dan bualan.
  10. Kecenderungan membentuk kelompok dan kecenderungan kegiatan berkelompok.

Berdasarkan tinjauan teori perkembangan, usia remaja adalah masa saat terjadinya perubahan-perubahan yang cepat, termasuk perubahan fundamental dalam aspek kognitif, emosi, sosial dan pencapaian (Fagan, 2006). Sebagian remaja mampu mengatasi transisi ini dengan baik, namun beberapa remaja bisa jadi mengalami penurunan pada kondisi psikis, fisiologis, dan sosial. Beberapa permasalahan remaja yang muncul biasanya banyak berhubungan dengan karakteristik yang ada pada diri remaja. Berikut ini dirangkum beberapa permasalahan utama yang dialami oleh remaja.

Permasalahan Fisik dan Kesehatan

Permasalahan akibat perubahan fisik banyak dirasakan oleh remaja awal ketika mereka mengalami pubertas. Pada remaja yang sudah selesai masa pubertasnya (remaja tengah dan akhir) permasalahan fisik yang terjadi berhubungan dengan ketidakpuasan/ keprihatinan mereka terhadap keadaan fisik yang dimiliki yang biasanya tidak sesuai dengan fisik ideal yang diinginkan. Mereka juga sering membandingkan fisiknya dengan fisik orang lain ataupun idola-idola mereka. Permasalahan fisik ini sering mengakibatkan mereka kurang percaya diri. Levine & Smolak (2002) menyatakan bahwa 40-70% remaja perempuan merasakan ketidakpuasan pada dua atau lebih dari bagian tubuhnya, khususnya pada bagian pinggul, pantat, perut dan paha. Dalam sebuah penelitian survey pun ditemukan hampir 80% remaja ini mengalami ketidakpuasan dengan kondisi fisiknya (Kostanski & Gullone, 1998). Ketidakpuasan akan diri ini sangat erat kaitannya dengan distres emosi, pikiran yang berlebihan tentang penampilan, depresi, rendahnya harga diri, onset merokok, dan perilaku makan yang maladaptiv (& Shaw, 2003; Stice & Whitenton, 2002). Lebih lanjut, ketidakpuasan akan body image ini dapat sebagai pertanda awal munculnya gangguan makan seperti anoreksia atau bulimia (Polivy & Herman, 1999; Thompson et al).

Dalam masalah kesehatan tidak banyak remaja yang mengalami sakit kronis. Problem yang banyak terjadi adalah kurang tidur, gangguan makan, maupun penggunaan obat-obatan terlarang. Beberapa kecelakaan, bahkan kematian pada remaja penyebab terbesar adalah karakteristik mereka yang suka bereksperimentasi dan berskplorasi.

Permasalahan Alkohol dan Obat-Obatan Terlarang

Penggunaan alkohol dan obat-obatan terlarang akhir-akhir ini sudah sangat memprihatinkan. Walaupun usaha untuk menghentikan sudah digalakkan tetapi kasus-kasus penggunaan narkoba ini sepertinya tidak berkurang. Ada kekhasan mengapa remaja menggunakan narkoba/ napza yang kemungkinan alasan mereka menggunakan berbeda dengan alasan yang terjadi pada orang dewasa. Santrock (2003) menemukan beberapa alasan mengapa remaja mengkonsumsi narkoba yaitu karena ingin tahu, untuk meningkatkan rasa percaya diri, solidaritas, adaptasi dengan lingkungan, maupun untuk kompensasi.

  • Pengaruh sosial dan interpersonal: termasuk kurangnya kehangatan dari orang tua, supervisi, kontrol dan dorongan. Penilaian negatif dari orang tua, ketegangan di rumah, perceraian dan perpisahan orang tua.
  • Pengaruh budaya dan tata krama: memandang penggunaan alkohol dan obat-obatan sebagai simbol penolakan atas standar konvensional, berorientasi pada tujuan jangka pendek dan kepuasan hedonis, dll.
  • Pengaruh interpersonal: termasuk kepribadian yang temperamental, agresif, orang yang memiliki lokus kontrol eksternal, rendahnya harga diri, kemampuan koping yang buruk, dll.
  • Cinta dan Hubungan Heteroseksual
  • Permasalahan Seksual
  • Hubungan Remaja dengan Kedua Orang Tua
  • Permasalahan Moral, Nilai, dan Agama

Lain halnya dengan pendapat Smith & Anderson (dalam Fagan,2006), menurutnya kebanyakan remaja melakukan perilaku berisiko dianggap sebagai bagian dari proses perkembangan yang normal. Perilaku berisiko yang paling sering dilakukan oleh remaja adalah penggunaan rokok, alkohol dan narkoba (Rey, 2002). Tiga jenis pengaruh yang memungkinkan munculnya penggunaan alkohol dan narkoba pada remaja:

Salah satu akibat dari berfungsinya hormon gonadotrofik yang diproduksi oleh kelenjar hypothalamus adalah munculnya perasaan saling tertarik antara remaja pria dan wanita. Perasaan tertarik ini bisa meningkat pada perasaan yang lebih tinggi yaitu cinta romantis (romantic love) yaitu luapan hasrat kepada seseorang atau orang yang sering menyebutnya “jatuh cinta”.

Santrock (2003) mengatakan bahwa cinta romatis menandai kehidupan percintaan para remaja dan juga merupakan hal yang penting bagi para siswa. Cinta romantis meliputi sekumpulan emosi yang saling bercampur seperti rasa takut, marah, hasrat seksual, kesenangan dan rasa cemburu. Tidak semua emosi ini positif. Dalam suatu penelitian yang dilakukan oleh Bercheid & Fei ditemukan bahwa cinta romantis merupakan salah satu penyebab seseorang mengalami depresi dibandingkan dengan permasalahan dengan teman.

Tipe cinta yang lain adalah cinta kasih sayang (affectionate love) atau yang sering disebut cinta kebersamaan yaitu saat muncul keinginan individu untuk memiliki individu lain secara dekat dan mendalam, dan memberikan kasih sayang untuk orang tersebut. Cinta kasih sayang ini lebih menandai masa percintaan orang dewasa daripada percintaan remaja.

Dengan telah matangnya organ-organ seksual pada remaja maka akan mengakibatkan munculnya dorongan-dorongan seksual. Problem tentang seksual pada remaja adalah berkisar masalah bagaimana mengendalikan dorongan seksual, konflik antara mana yang boleh dilakukan dan mana yang tidak boleh dilakukan, adanya “ketidaknormalan” yang dialaminya berkaitan dengan organ-organ reproduksinya, pelecehan seksual, homoseksual, kehamilan dan aborsi, dan sebagainya (Santrock, 2003, Hurlock, 1991).

Diantara perubahan-perubahan yang terjadi pada masa remaja yang dapat mempengaruhi hubungan orang tua dengan remaja adalah : pubertas, penalaran logis yang berkembang, pemikiran idealis yang meningkat, harapan yang tidak tercapai, perubahan di sekolah, teman sebaya, persahabatan, pacaran, dan pergaulan menuju kebebasan.

Beberapa konflik yang biasa terjadi antara remaja dengan orang tua hanya berkisar masalah kehidupan sehari-hari seperti jam pulang ke rumah, cara berpakaian, merapikan kamar tidur. Konflik-konflik seperti ini jarang menimbulkan dilema utama dibandingkan dengan penggunaan obat-obatan terlarang maupun kenakalan remaja.

Beberapa remaja juga mengeluhkan cara-cara orang tua memperlakukan mereka yang otoriter, atau sikap-sikap orang tua yang terlalu kaku atau tidak memahami kepentingan remaja.

Akhir-akhir ini banyak orang tua maupun pendidik yang merasa khawatir bahwa anak-anak mereka terutama remaja mengalami degradasi moral. Sementara remaja sendiri juga sering dihadapkan pada dilema-dilema moral sehingga remaja merasa bingung terhadap keputusan-keputusan moral yang harus diambilnya. Walaupun di dalam keluarga mereka sudah ditanamkan nilai-nilai, tetapi remaja akan merasa bingung ketika menghadapi kenyataan ternyata nilai-nilai tersebut sangat berbeda dengan nilai-nilai yang dihadapi bersama teman-temannya maupun di lingkungan yang berbeda.

Pengawasan terhadap tingkah laku oleh orang dewasa sudah sulit dilakukan terhadap remaja karena lingkungan remaja sudah sangat luas. Pengasahan terhadap hati nurani sebagai pengendali internal perilaku remaja menjadi sangat penting agar remaja bisa mengendalikan perilakunya sendiri ketika tidak ada orang tua maupun guru dan segera menyadari serta memperbaiki diri ketika dia berbuat salah.

Dari beberapa bukti dan fakta tentang remaja, karakteristik dan permasalahan yang menyertainya, semoga dapat menjadi wacana bagi orang tua untuk lebih memahami karakteristik anak remaja mereka dan perubahan perilaku mereka. Perilaku mereka kini tentunya berbeda dari masa kanak-kanak. Hal ini terkadang yang menjadi stressor tersendiri bagi orang tua. Oleh karenanya, butuh tenaga dan kesabaran ekstra untuk benar-benar mempersiapkan remaja kita kelak menghadapi masa dewasanya.

REFERENSI :

Choate, L.H. (2007). Counseling Adolescent Girls for Body Image Resilience: Strategi for School Counselors. Profesional School Counseling. Alexandria: Feb 2007. Vol. 10, Iss. 3; pg. 317, 10 pgs. Diakses melalui http://ezproxy.match.edu/menu pada 9 Mei 2008

Fagan, R. (2006). Counseling and Treating Adolescents with Alcohol and Other Substance Use Problems and their Family. The Family Journal: Counseling therapy For Couples and Families. Vol.14. No.4.326-333. Sage Publication diakses melaluihttp://tfj.sagepub.com/cgi/reprint/14/4/326 pada 18 April 2008

Gunarsa, S. D. (1989). PsikologiPperkembangan: Anak dan Remaja. Jakarta: BPK. Gunung Mulia.

Hurlock, E.B. (1991). Psikolgi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan(Terjemahan oleh Istiwidayanti dan Soedjarwo). Jakarta : Penerbit Erlangga.

Mongks, F. J. , Knoers, A. M. P. , & Haditono, S. R. (2000). Psikologi Perkembangan: Pengantar dalam berbagai bagiannya. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Muss, R. E. , Olds, S. W. , & Fealdman (2001). Human Developmen. Boston: McGraw-Hill Companies.

Rey, J. (2002). More than Just The Blues: Understanding Serious Teenage Problems. Sydney: Simon & Schuster.

Rini, J.F. (2004). Mencemaskan Penampilan. Diakses dari e-psikologi.com pada tanggal 22 April 2006.

Santrok, J. W. (2003). Adolescence (Perkembangan Remaja). Terjemahan. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Setiono, L.H. (2002). Beberapa Permasalahan Remaja. Diakses dari www.e-psikologi.com pada tanggal 22 April 2006.

Tambunan, R. (2001). Diakses dari www.e-psikologi.com pada tanggal 22 April 2006.

Mitos-mitos Seputar “Gak Bakal Hamil”. Diakses dari www.e-psikologi.com pada tanggal 22 April 2006.

Kredit Foto: inmagine.com

Masa remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak ke masa dewasa. Kehidupan remaja merupakan kehidupan yang sangat menentukan bagi kehidupan masa depan mereka selanjutnya. Masa remaja seperti ini oleh Bank Dunia disebut sebagai masa Transisi Kehidupan Remaja. Transisi Kehidupan Remaja oleh Bank Dunia dibagi menjadi 5 hal (Youth Five Life Transitions). Transisi kehidupan yang dimaksud menurut progress report World Bank adalah:

1. Melanjutkan sekolah (continue learning)
2. Mencari pekerjaan (start working)
3. Memulai kehidupan berkeluarga (form families)
4. Menjadi anggota masyarakat (exercise citizenship)
5. Mempraktekkan hidup sehat (practice healthy life)

Program PRS berkaitan dengan bidang kehidupan yang kelima dari transisi kehidupan remaja dimaksud. Empat bidang kehidupan yang lainnya yang akan dimasuki oleh remaja sangat ditentukan oleh berhasil tidaknya remaja mempraktekkan kehidupan yang sehat. Dengan kata lain apabila remaja gagal berperilaku sehat maka kemungkinan besar remaja yang bersangkutan akan gagal pada empat bidang kehidupan yang lain.